Minggu, 26 Agustus 2012

Musim Rindu


Ini musim kemarau. Kering dan tandus.
Tapi aku rumput. Terbalur dan becek,
sejak kau datang membawa sekeranjang hujan
dari gemuruh awan yang terkandung dalam benakmu.

 Kini malam meranggaskan dingin.
Pohon-pohon terusik gairah, juga tubuhku.

 Sunyi yang masuk lewat jendela kaca itu, Manisku,
adalah rangkaian ketukan lembut jantungmu menembus dada.
Kupeluk kamu sayangku..
Kau kunci aku dengan himpitan rindu tiada tara..

 Oohh.. Kau kurung aku dalam pijar,
melahap segala pikiran dan imajinasiku.
Aku terbakar. Tinggal abu yang disebut puisi.
Di dalamnya mengendap gelisah ini; 
aku cinta padamu.

Duuhh... ini puisi kusambung di lain waktu saja...

 Jogja, 17/10/2011
_Saat rindu ini semakin tak tahu diri_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar